Catatan Ringan

Kurikulum Merdeka dan Tantangan Pelaksanaannya

Kebijakan Kurikulum Baru, memberi perhatian khusus pada peran dan tantangan bagi guru. Program tersebut dinilai mampu memberi tugas pada guru dengan fleksibilitas tersebut. Hal ini sejalan dengan pandangan bahwa kebebasan guru dalam proses pembelajaran itulah yang memaknai kemandirian dalam pembelajaran yang sebenarnya. Kurikulum dirancang untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada guru untuk merancang pembelajaran berdasarkan karakteristik siswanya. Kurikulum dapat menghilangkan stigma di masyarakat bahwa guru harus “menyetorkan” hasil belajar sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan kurikulum.

Tentu ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu supaya hasil yang dicapai pun dapat maksimal

Pertama, kesiapan tenaga pendidik. Kebebasan bisa menjadi tantangan ketika pendidik tidak siap menerima kebebasan yang diberikan. Selama ini para pendidik cenderung mengadopsi pendekatan pengajaran terpadu, mengevaluasi kemampuan dan prestasi siswa dengan kriteria yang sama.

Kedua, persiapan siswa. Tidak hanya pendidik, kurangnya persiapan anak dalam pelajaran mandiri juga bisa menjadi tantangan tersendiri. Kebebasan memilih apa yang akan dipelajari tetap harus dibimbing dan didukung secara aktif oleh pendidik dan orang tua. Bimbingan di sini bukanlah “menggerakkan” atau bahkan menekan, tetapi bagaimana membimbing dan mendorong, agar potensi dan kreativitas siswa dapat digali, diasah, dan dikembangkan secara optimal.

Pada akhirnya, merdeka belajar itu mestinya jangan hanya slogan dan wacana tanpa pembuktian nyata. Merdeka belajar secara konseptual dan faktual merupakan bagian integral dari perjalanan sejarah pendidikan dan peradaban Islam. Implementasi merdeka belajar di masa kejayaan peradaban Islam tercermin pada banyaknya ulama dan ilmuwan yang multitelenta dan multidisiplin ilmu. Tentu, mereka mampu seperti itu bukan semata- mata diinspirasi konsep merdeka belajar dan falsafah iqra’ bi ismi Rabbik, tetapi yang lebih penting lagi adalah sikap mental pembelajar yang kuat, tekun, ulet, kreatif, dan produktif, sehingga mereka banyak mewariskan legasi keilmuan yang cemerlang dan menjadi rujukan hingga dewasa ini.

Mengapa konsep merdeka belajar penting dan relevan untuk dikembangkan dalam institusi pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi? Bagaimana perspektif Islam dalam memaknai dan mentekstualisasikan konsep ini, terutama dalam rangka mewujudkan peserta didik yang mampu berpikir kritis, berkarya kreatif, berkomunikasi efektif, berkolaborasi positif dan strategis, dan berkontribusi positif dalam membangun masa depan yang prospektif dan mencerahkan?

Peran pendidikan sangatlah vital dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu, setiap negara berusaha menemukan sistem pendidikan yang tepat untuk diterapkan. Di Indonesia sendiri berbagai upaya sudah dilakukan, salah satunya mengubah kurikulum.

Oleh : Mahar Alamsyah Santosa, M. Pd.

(Kepala MI AL AMIN Sinongko Karanganyar)

18.661 Komentar