![](http://microsob.com/wp-content/uploads/2024/12/h5bmiInfhn5fffDh5bS4Q6rvAbaz3tReqc6AAo44jNug-1140x684.jpg)
Pentingnya Etika Guru Terhadap Perkembangan Moral Peserta Didik dalam Pelaksanaan Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka yang diterapkan dalam dunia pendidikan Indonesia membawa semangat untuk menciptakan sistem pembelajaran yang lebih fleksibel, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan peserta didik. Salah satu aspek yang tidak kalah penting dalam implementasi kurikulum ini adalah peran guru dalam membentuk karakter dan moral peserta didik. Etika guru, dalam konteks ini, memainkan peran yang sangat vital dalam mengarahkan dan membimbing peserta didik agar tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkembang menjadi individu yang bermoral, beretika, dan berakhlak mulia.
Etika guru mencakup berbagai hal, mulai dari sikap, perilaku, hingga cara guru berinteraksi dengan peserta didik. Seorang guru yang memiliki etika yang baik tidak hanya mengajar materi pelajaran, tetapi juga menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks pelaksanaan Kurikulum Merdeka, di mana peserta didik diberi kebebasan untuk memilih jalur pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, guru memiliki peran yang lebih besar dalam memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan moral. Etika guru menjadi salah satu faktor kunci yang akan mempengaruhi cara peserta didik memandang nilai-nilai kehidupan, moralitas, serta penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka.
Baca Juga : Guru dan Tantangan dalam Mendampingi Disiplin Murid: Hilangnya Rasa Hormat dan Kasus Kriminalisasi
Pertama-tama, guru yang beretika akan mampu menanamkan nilai-nilai luhur kepada peserta didik melalui teladan dan komunikasi yang efektif. Dalam Kurikulum Merdeka, di mana interaksi antara guru dan peserta didik lebih intensif dan personal, kesempatan untuk memberikan contoh langsung dalam kehidupan sehari-hari sangat besar. Sebagai contoh, seorang guru yang menghargai perbedaan, menunjukkan sikap jujur, adil, dan bertanggung jawab, akan memberi dampak yang kuat dalam perkembangan moral peserta didik. Hal ini penting, karena perkembangan moral bukan hanya diajarkan melalui teori, tetapi lebih kepada bagaimana peserta didik melihat nilai-nilai tersebut diterapkan dalam kehidupan nyata oleh orang yang mereka kagumi, yaitu guru mereka.
Baca Juga : Guru dan Pengaruhnya dalam Membangun atau Menciptakan Model Karakter Siswa
Kedua, etika guru dalam menghadapi peserta didik yang memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda-beda sangat penting dalam menjaga iklim pembelajaran yang harmonis dan inklusif. Dalam Kurikulum Merdeka, yang mendorong peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan dan potensi diri, guru diharapkan bisa menghargai setiap perbedaan dan memfasilitasi peserta didik dengan cara yang tidak diskriminatif. Guru yang memiliki etika tinggi akan memastikan bahwa semua peserta didik diperlakukan dengan adil, tanpa memandang status sosial, latar belakang budaya, atau agama. Ini sangat berperan dalam membentuk moralitas peserta didik yang peduli dan menghargai perbedaan, serta belajar hidup dalam keragaman.
Selain itu, etika guru dalam menjaga komunikasi yang baik dan menghindari konflik juga sangat berpengaruh pada perkembangan moral peserta didik. Dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka, yang memberi kebebasan lebih pada peserta didik untuk berpendapat dan berkreasi, bisa saja muncul ketidaksepakatan atau perbedaan pandangan. Guru yang beretika akan mampu mengelola situasi ini dengan bijaksana, menjadikan perbedaan sebagai peluang untuk mengajarkan pentingnya toleransi, kerjasama, dan rasa saling menghargai. Menghindari perilaku yang kasar, menghina, atau tidak sopan dalam berkomunikasi akan menunjukkan pada peserta didik bahwa dalam hidup, penting untuk menghargai orang lain dan menjaga hubungan yang baik.
Selain itu, kurikulum merdeka yang lebih mengutamakan pendekatan berbasis proyek dan pengalaman, menuntut guru untuk lebih kreatif dalam mengarahkan peserta didik. Namun, dalam kreativitas tersebut, etika guru tidak boleh diabaikan. Mengembangkan potensi peserta didik secara bebas memang penting, namun hal tersebut harus dilakukan dalam bingkai moral yang kuat. Guru yang mampu memadukan kreativitas dengan nilai-nilai moral yang luhur akan menghasilkan peserta didik yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki budi pekerti yang baik. Hal ini mencakup kemampuan untuk bertanggung jawab atas tugas, menghormati hak orang lain, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama.
Etika guru sangat mempengaruhi perkembangan moral peserta didik dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Sebagai pendidik, guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan akademis, tetapi juga bertanggung jawab dalam menanamkan nilai-nilai moral yang akan membentuk karakter peserta didik. Dalam implementasi kurikulum yang lebih fleksibel dan berbasis pada kebebasan eksplorasi ini, guru berperan sebagai pembimbing, teladan, dan pengarah yang memberikan contoh nyata dalam hal etika dan moral. Dengan demikian, guru yang beretika tinggi akan berkontribusi pada terbentuknya individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter mulia dan siap menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.
Oleh : Mahar Alamsyah Santosa (Kepala MI AL AMIN Sinongko Gedong Karanganyar)
![](http://microsob.com/wp-content/uploads/2024/12/1704269306-75x75.jpg)
![](http://microsob.com/wp-content/uploads/2024/12/Guru-Agama-75x75.jpeg)