Berita Pendidikan

Proses Pembelajaran di Kelas Mesti Dibenahi

Proses pembelajaran di kelas sudah harus dibenahi agar bisa menciptakan kelas yang menyenangkan. Hal ini akan dilakukan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan juga sistem zonasi.

“Saat ini, kita fokus pada peningkatan proses pembelajaran, bagaimana meningkatkan kompetensi pembelajaran di kelas. Jadi prosesnya, bukan konten atau materi pembelajarannya,” kata Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Supriano.

Menurut Supriono, untuk masalah konten atau materi pembelajaran guru-guru Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Tetapi, yang masih menjadi kendala adalah bagaimana prosesnya sehingga menjadikan kelas menyenangkan, siswa berpatisipasi aktif, dan siswa mampu mengungkapkan keinginannya.

Ia mengatakan untuk persentase peningkatan proses pembelajaran terdiri dari 70 persen pedagogik dan 30 persen konten atau materi pelajaran. “Jika proses pembelajaran sudah baik, maka akan menghasilkan mutu yang baik pula,” kata dia.

Dengan metode modern, para pengajar dari sekolah SPK (Satuan Pendidikan Kerja Sama) berbagi pengetahuan internasional mereka tentang cara dan praktik mengajar yang menarik sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Guru Vokasi

Secara terpisah, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kemdikbud, Ananto Kusuma Seta, mengatakan Kemendikbud terus mendorong para profesional sebagai guru, khususnya guru vokasi. Hal ini seiring dengan masih terbatasnya sumber daya pengajar di bidang vokasi.

“Kalau guru-guru lain ada jurusannya. Tapi kelautan, SMK Pertanian, guru SMK IT, industri kreatif itu tidak dipersiapkan di perguruan tinggi,” ujarnya.

Kekhawatiran yang timbul ketika menjadikan para profesional sebagai guru adalah kemampuan dalam pengajaran tiap materi. Terkait itu, Ananto menjelaskan bahwa ada syarat dan proses yang mesti dipenuhi oleh para profesional tersebut. “Tidak langsung jadi guru. Dia harus juga lulus untuk tingkat pedagogiknya. Kuatkan pedagogiknya sehingga bisa seperti guru mengajar di kelas,” ujarnya. (koranjakarta)

1.420 Komentar