Kegagalan Kurikulum Pendidikan di Indonesia dalam Membangun Peradaban Bangsa yang Bermartabat dan Berkarakter: Tinjauan dari Basic Skill serta Perilaku Sehari-hari
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan peradaban suatu bangsa. Di Indonesia, berbagai kurikulum pendidikan telah diperkenalkan dengan harapan mampu menghasilkan generasi yang berkompeten, bermartabat, dan berkarakter. Namun, sayangnya, implementasi kurikulum tersebut sering kali menghadapi berbagai tantangan yang menghambat pencapaian tujuan tersebut. Pergantian pembuat jabatan seperti Menteri Pendidikan yang selalu berganti dan sering pula merubah kurikulum menjadikan pendidikan di Indonesia bagaikan laboratorium yang menjadikan anak anak sebagai obyek uji coba program pendidikan.
Dalam penerapan Kurikulum Merdeka serta penerapan zonasi dalam PPDB SMP dan SMA menjadi bumerang bagi pelaku pendidikan. Salah satu indikator kegagalan kurikulum pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa. Keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung merupakan fondasi penting dalam pendidikan. Namun, hasil survei menunjukkan bahwa banyak siswa Indonesia yang masih kesulitan dalam menguasai keterampilan ini. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil uji kompetensi dasar siswa Indonesia di berbagai tes internasional seperti PISA (Programme for International Student Assessment).
Baca Juga : Dampak Negatif Kurikulum Merdeka Pada Dunia Pendidikan Di Indonesia
Kegagalan dalam membangun keterampilan dasar ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain metode pengajaran yang kurang efektif, kurangnya pelatihan bagi guru, serta minimnya fasilitas dan sumber daya pendidikan. Selain itu, kurikulum yang terlalu padat dan kurang fokus pada pengembangan keterampilan dasar juga menjadi penyebab utama.
Selain keterampilan dasar, pendidikan juga memiliki peran penting dalam membentuk perilaku dan karakter siswa. Namun, kurikulum pendidikan di Indonesia sering kali mengabaikan aspek ini. Siswa lebih banyak diberikan materi akademik tanpa diimbangi dengan pengajaran nilai-nilai moral dan etika. Akibatnya, banyak siswa yang tumbuh dengan perilaku yang kurang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan norma sosial yang berlaku.
Baca Juga : Tantangan Sekolah Berprestasi dalam Sistem Zonasi di Indonesia
Misalnya, perilaku disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama masih menjadi tantangan besar dalam lingkungan sekolah. Banyak siswa yang tidak memiliki kesadaran akan pentingnya nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan belum berhasil membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia dan bermartabat.
Kegagalan dalam membangun keterampilan dasar dan karakter melalui kurikulum pendidikan memiliki dampak yang signifikan terhadap peradaban bangsa. Generasi yang kurang kompeten dan tidak memiliki nilai-nilai moral yang kuat akan sulit berkontribusi secara positif dalam pembangunan bangsa. Selain itu, rendahnya kualitas pendidikan juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial negara.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perbaikan yang menyeluruh dalam sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum harus dirancang dengan lebih fokus pada pengembangan keterampilan dasar dan pembentukan karakter. Guru juga perlu diberikan pelatihan yang memadai agar mampu mengajar dengan efektif dan membimbing siswa dalam pengembangan moral dan etika.
Kegagalan kurikulum pendidikan di Indonesia dalam membangun peradaban bangsa yang bermartabat dan berkarakter merupakan masalah yang kompleks dan memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Dengan fokus yang lebih besar pada pengembangan keterampilan dasar dan karakter siswa, serta dukungan yang memadai bagi para guru, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan generasi yang kompeten, bermoral, dan siap berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Oleh : Mahar Alamsyah Santosa (Kepala MI Al Amin Sinongko Gedong Karanganyar)