Catatan Ringan

Pentingnya Mengutamakan Pendidikan Agama dalam Membentuk Moral Akhlakul Karimah di Era Modern

Pendidikan agama, terutama yang menekankan pada moral dan akhlakul karimah, memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter bangsa. Dalam konteks ini, kita bisa merujuk pada sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Bukhari). Sabda ini jelas menunjukkan bahwa tujuan utama dakwah beliau adalah untuk memperbaiki moral dan akhlak umat manusia. Tanggung jawab ini bukan hanya menjadi beban individu, tetapi juga menjadi tanggung jawab besar bagi lembaga pendidikan, terutama madrasah, dalam mendidik generasi penerus bangsa.

Madrasah, sebagai lembaga pendidikan yang mengintegrasikan pelajaran agama dalam kurikulumnya, memiliki tugas mulia untuk mendidik siswa agar memiliki moral dan akhlak yang baik. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, pendidikan agama yang menekankan pada ajaran akhlakul karimah sangat penting untuk membentuk perilaku yang santun, jujur, dan penuh kasih sayang. Di tengah perkembangan zaman yang semakin pesat dengan tantangan sosial yang kompleks, nilai-nilai agama yang ditanamkan di madrasah menjadi pemandu moral yang penting. Melalui pendidikan agama yang terintegrasi, siswa diajarkan untuk tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki sikap yang benar dalam menghadapi masalah sosial, serta mampu menjalani hidup dengan penuh tanggung jawab dan integritas.

Namun, tantangan besar dalam dunia pendidikan agama adalah dampak dari rusaknya moral di kalangan sebagian pejabat pemerintah. Banyaknya kasus korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan perilaku tidak etis dari pejabat yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat justru menunjukkan betapa pentingnya pendidikan karakter yang berbasis pada moral agama. Korupsi yang merajalela di kalangan pejabat adalah cerminan dari rendahnya kesadaran moral, yang seharusnya dapat diperbaiki melalui pendidikan agama yang mengajarkan nilai-nilai kejujuran, amanah, dan tanggung jawab.

Pendidikan agama yang memberikan dasar-dasar moral yang kokoh bisa menjadi solusi untuk membendung masalah ini. Sejak dini, anak-anak dididik untuk memiliki prinsip moral yang kuat agar tidak mudah tergoda oleh kekuasaan dan harta. Jika pendidikan agama diterapkan dengan baik di madrasah, diharapkan generasi mendatang akan menjadi pemimpin yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki moral yang tinggi, yang mampu menghindari jebakan perilaku koruptif.

Namun, tantangan lain yang dihadapi dalam memperbaiki kualitas pendidikan agama adalah adanya kebijakan efisiensi anggaran yang mempengaruhi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), khususnya di sekolah-sekolah yang berada di bawah Kementerian Agama (Kemenag). Kebijakan efisiensi ini tentu memberikan dampak pada pembiayaan berbagai program pendidikan, termasuk pendidikan agama yang sejatinya menjadi salah satu aspek penting dalam pembentukan karakter siswa.

Dengan terbatasnya dana yang tersedia, sekolah-sekolah madrasah mungkin mengalami kesulitan dalam menyediakan fasilitas yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran, seperti sarana dan prasarana yang berkualitas, pengembangan kurikulum yang lebih baik, serta peningkatan kompetensi guru dalam mengajarkan nilai-nilai agama. Hal ini tentu berisiko pada penurunan kualitas pendidikan agama yang berfokus pada pembentukan karakter moral yang kuat. Padahal, jika kita merujuk pada tujuan pendidikan agama dalam Islam, pembentukan akhlakul karimah seharusnya menjadi prioritas utama.

Penting bagi kita semua untuk menyadari bahwa pendidikan agama bukanlah sekadar kegiatan pembelajaran teori semata, tetapi merupakan fondasi dalam pembentukan akhlak mulia. Untuk itu, madrasah perlu diberikan dukungan yang lebih besar, baik dari pemerintah maupun masyarakat, untuk memperkuat kurikulum pendidikan agama yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral yang dapat menciptakan generasi yang berintegritas.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama, juga perlu mencari solusi atas terbatasnya dana BOS agar pendidikan agama tetap dapat berjalan dengan maksimal. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan memaksimalkan penggunaan anggaran yang ada untuk program-program yang paling mendesak, serta melibatkan berbagai pihak dalam memberikan dukungan terhadap pendidikan agama, seperti masyarakat, lembaga swasta, dan organisasi non-pemerintah yang memiliki komitmen terhadap pendidikan karakter.

Dengan adanya kesadaran dan perhatian yang lebih besar terhadap pendidikan agama, kita berharap dapat menciptakan masyarakat yang beradab, berbudi pekerti luhur, dan memiliki moral yang kuat. Jika kita menanamkan nilai-nilai agama yang benar sejak dini, maka generasi mendatang akan mampu menghadapi tantangan zaman dengan sikap yang penuh tanggung jawab, serta menjadi pemimpin yang amanah dan berakhlak mulia.

oleh: Mahar Alamsyah Santosa (Kepala MI AL AMIN Sinongko Gedong Karanganyar)